Monday, October 26, 2009

untitled

Aku memang bukan orang yang bisa menempatkan diri dalam setiap situasi, terkadang berontak dan terkadang mengeluarkan sebuah statement yang bisa diterima sebagian orang dan tidak bisa diterima sebagian orang.

Aku menempatkan diri pada posisi yang harus selalu mengerti atas semua sikap. Mendekatkan diri pada pihak itu dan berusaha melihat dari sudut pandangnya. Dan mungkin sekali lagi, aku bukan orang yang hanya bisa diam atas semua sikap melunjak dari pihak yang berusaha aku pahami.

Aku menyayangi semua sahabatku. Hingga saat ini, walau dulu aku sering berpindah-pindah sekolah. Aku masih menjalin kontak dengan mereka. Walau tak bisa semua direngkuh jadi satu. Aku bangga dengan kehadiran mereka. Percaya!! Aku akan begitu loyal dengan semua sahabatku yang bisa membuatku mempercayainya dan mereka juga balik mempercayaiku. Tapi jangan pernah membuatku merasa dikhianati, karena memaafkan itu mudah tapi melupakan itu terlalu sulit selama aku tidak hilang ingatan, jiwaku masih waras atau aku belum mati.

Entah kenapa aku lebih memilih mendengarkan saran dari mereka daripada mendengarkan isi hati atau berpikir sendiri. Ya mungkin juga karena sekarang aku sudah tak punya hati dan otak.
Kesan pertama tentang penilaian orang memang selalu buruk tentangku. Mungkin karena ekspresi friendly itu susah dibentuk, mungkin juga karena aku agak sedikit tak perduli dengan lingkungan. Tapi percaya saja aku akan berusaha berubah setelah semua mau mengenalku lebih jauh.

Aku sering di kondisi dimana aku tak mengenal seorangpun. Tak ada satupun yang bisa diajak bicara. Mungkin juga karena masalah bahasa. Tapi bersahabat itu bukan dengan bahasa, tapi dengan hati ternyata.

Aku terlalu sering menyakiti sepertinya. Sebenarnya bukan itu maksudnya. Aku hanya ingin semua juga balik mengerti aku. Aku tak bisa hanya diam dengan keadaan yang menyakiti mereka dan juga menyakiti mereka-mereka lainnya.

Aku bangga dengan mereka yang hadir di masa taman kanak-kanakku. Berbagi perosotan, berpegangan tangan membentuk lingkaran, berbagi kue cincin, berbagi crayon, berbagi meja kecil untuk menggambar, saling bergantian mendorong diayunan, bercanda di jungkat jungkit, dan berlarian dihalaman saling mendorong tapi kemudian saling berusaha meraihnya bangkit lagi.

Aku tak pernah bisa melupakan sekolah-sekolah dasarku. Palangka 12, siderejo 1, banjarbaru kota 9. Aku belajar budaya. Aku sekali lagi belajar bersahabat itu dengan hati. Aku belajar berbagi seperti saudara. Aku belajar untuk selalu beradaptasi. Aku belajar bagaimana bercerita.
Dimasa sekolah menengah pertamaku. Mungkin terlalu apatis. Aku merasa begitu bersalah dengan banyak orang. Aku begitu tak perduli dengan lingkungan. Aku hanya merasakan aku dan jalan hidupku saja. Ya mungkin karena aku terlalu membawa masalah yang seharusnya tak kuhadirkan ditengah mereka. Maaf buat semua. Maaf juga untuk seorang sahabat lamaku. Persahabatan itu akan lebih bertahan lama daripada semua hubungan yang lain bukan??

Terimakasih untuk putih abu-abuku. Terimakasih untuk semua perjalanan cerita. Terimakasih untuk semua rengkuhan dipundak ketika ternyata aku harus menangis. Aku sebenarnya sudah tau rasanya dikhianati tetapi aku tau bukan kita yang memilih cinta tapi cinta yang memilih semuanya, aku bangga sudah menjadi orang yang turut hadir dalam cerita itu, percaya aku takkan mengganggunya, kalian sahabatku, kita sudah saling ikhlas bukan?? Terimakasih untuk ajarannya tentang kedewasaan. Mungkin kita bersama dengan jangka waktu yang lama, sehingga kita bisa saling mengerti tentang semua hal yang semua orang diluar sana tak tau. Aku tau rasa itu ada dalam sebuah persahabatan ternyata, bukan karena hal yang indah diawal, tapi lebih kepada semua hal yang buruk yang saling diketahui.

Bukan hal yang mudah ketika sebuah kenyataan mengejar dan menuntut sebuah penyelesaian. Ketika diri hanya bisa berlari menjauh, semua konsekuensi atas patah hati bukannya harus diterima? Tempat baru seperti ini bukanlah tempat yang tepat sebenarnya untuk melupakan semuanya, karena walau berbeda, waktu yang berjalan dikedua tempat itu sebenarnya dalam bentuk yang sama, tak ada yang relevan atas keduanya.

Saat ternyata perguruan tinggi menjadi pilihan berikutnya, menempuh hal yang bisa membuat sunggingan kecil untuk mereka yang mencintaiku. Tak apalah mengorbankan hati yang terkadang masih harus berpaling menatap kebelakang. Ditempat baru ini, ketika semua luruh satu persatu. Pencarian akan sahabat itu akan berlanjut bukan? Sebuah cerita indah berawal dari semua perkenalan, menjadi satu dan berbagi. Suka duka itu ada bukan, dan itu memang untuk dibagi, bukan untuk dipendam dan kemudian menyakiti hati yang lain.

Kalian tau? Ketika aku bercerita semua hal yang aku lihat pagi ini dan apa yang terakhir aku lihat malam ini. Aku akan selalu berbagi, walau terkadang sepele, itulah sebenarnya awal keterbukaan dan kepercayaan.

Aku pernah kehilangan seorang sahabat. Entah karena itu salahku atau salah keadaan yang mebuat kami tak bisa berbagi hal yang memang tak bisa dibagi. Itu dulu, dan sekarang aku tak mau itu terjadi lagi. Tapi ternyata salah. Hahaha… mungkin aku hanya bisa menertawakan kebodohanku untuk kedua kalinya. Aku hanya ingin berusaha jujur dengan semuanya, walau terkadang kita memang harus tetap berbohong untuk sebuah kebahagian sendiri atau orang tertentu.

Aku tau setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Semua punya kepribadian yang terkadang memang tak terbaca oleh banyak orang, hanya mereka yang bersama dalam waktu tertentu yang tau. Dan ternyata terkadang memang ada kemunafikan. Fakta itu bisa dimanipulasi ternyata.

Didalam kisah ini peran antagonis diperankan mereka yang terlihat tertindas, bukan mereka yang berkuasa. Peran antagonis dalam cerita ini sebenarnya mereka yang tak ada pengikutnya, bukan mereka yang bersatu untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Mulut manis itu bisa saja selalu berkata hal-hal yang bisa menjatuhkan harga diri. Bukan permintaan maaf yang diminta, tapi hanya keadaan semula sebelum mulut besar mereka itu menyebarkan hal yang hanya berdasarkan otak kerdil mereka yang hanya bisa berpikiran picik itu saja.

Percuma air mata itu mantan sahabatku! Karena aku lebih dahulu menangisi keadaan yang kau ciptakan untukku. Aku takkan pernah terenyuh dengan semua penuturan polosmu! Aku juga takkan pernah simpati dengan semua cerita sedihmu tentang jalan kehidupanmu. Mantan sahabatku, aku hanya ingin kamu tau. Kau terlalu naïf menjalani kehidupan, kau tak pernah menjalani pahitnya jatuh dan bangun dalam keadaan yang tak mendukung, ujian hidupmu tak ada apa-apanya, dan karena itu ketika hari ini semuanya menghampiri, kau hanya bisa menjerit meminta semua simpati dan mengimbaskan kesakitan hatimu akan sebuah kehidupan kepadaku.

Awalnya aku bisa mengerti. Tapi aku terlalu sakit hati ketika tau kenyataan. Percuma kau memutar balikkan fakta didepan semuanya, Karena wajahmu yang sebenarnya sudah terlihat. Entah kapan, tapi pasti kau akan ditendang kepojok ruangan dan semua orang melemparimu dengan pandangan ketidaksukaan mereka. Terserah kau menilai apa kesakitan hatiku ini. Aku tak perlu maaf darimu. Karena aku tak ada salah untuk semua ini. Hanya asumsi liarmu yang tak bermoral itu saja yang kau jadikan patokan untuk menjatuhkan aku kini. Aku juga tak pernah mendapatkan alasan kau melakukannya ini padaku.

Tetapi selamat!! Kau sudah bisa menipu kami semua!

Peduli gila dengan semua penjelasanmu, peduli gila dengan semua pertanyaan sok perhatianmu kepadaku, peduli gila dengan semua orang yang juga tak punya otak seperti kalian.

Dan untuk itu aku tak pernah bisa tidak kembali menyayangi sahabat-sahabat yang selalu menjajari langkahku dan mereka yang selalu bersedia merengkuh pundakku ketika aku menangis. Aku tau aku terlalu banyak mengeluarkan air mata untuk menangisi sahabat yang tak pantas untuk setiap tetes air mata kita semua.

Seperti yang aku tulis diawal. Aku akan selalu membalas apa yang kalian berikan untukku lebih dari yang terharapkan atau yang dikira.

Terimakasih untuk semua yang hadir dari semua segmen kehidupanku.



Tuesday, October 13, 2009

Lelakiku

Ketika kasih sayangmu dulu kupertanyakan
Karena belaian acuhmu kudapatkan pada tiap batas kehidupanku
Ketika tiap tetes air matamu kau sembunyikan dari tatapku
Saatku pasti pergi lepas dari kehidupamu
*
*
Apakah harus kupertanyakan semua?
Semua kegundahan yang selalu kupertanyakan atas kemurnian kasih sayangmu
Apakah aku harus mencari kasih sayang yang kuanggap hilang?
*
*
Tapi kini kutahu kau menyayangiku
Menyayangiku setulus hatimu, Menyayangiku karena keterbatasanku, Menyayangiku karena semua kehidupanku
*
*
Tangan kekarmu menuntunku mencari sebuah jati diri, jati diri seorang wanita sejati
Jati diri layaknya bunda mengasihi, agar kudapat bahagia sejati
*
*
Kenapa ku pasti pergi dari kehidupanmu lelakiku
Kenapa ku harus memberikan cintaku pada lelaki lain
Padahal aku bisa memberikan seluruh sisi hatiku padamu lelakiku
Padahal aku bisa menemanimu sampai kau menuju kehidupanmu atau aku menuju kehidupan keabadianku
*
*
Ayah aku selalu ingin kau jadi lelakiku
Aku selalu ingin kau berada pada langkah kakiku
Aku selalu ingin slalu menangis dipundakmu
Aku selalu ingin belaian acuhmu yang selalu kudapatkan pada tiap batas kehidupanku
Aku selalu ingin kau mendampingiku menjalani kehidupanku untuk menatap setiap warna dunia
Aku selalu ingin kau menyayangiku, mengiringi langkah kakiku
Walau lelaki yang lain turut menyayangiku dan mengiri langkahku
*
*
Aku tak ingin menjadi dewasa bila aku tau kau harus berbalik meninggalkanku
Aku tak ingin mendapatkan jati diri wanita sejati bila ku tahu kau takkan mengiringi langkahku
Aku tak ingin menjadi wanita layaknya bunda bila ku tak bisa mennagis lagi dipundakmu
*
*
Ayah aku hanya ingin kau tahu
Aku sangat menyayangimu
Walaupun dalam diam ku
Walau hanya lewat tetesan air mata yang mengalir dipipiku
Walau hanya lewat hembusan nafasku
Aku akan selalu menyayangimu... Ayah.. 
 
Designed by Lena Graphics by Elie Lash