Friday, January 21, 2011

That person is like a bright shining star
I received that light and i got brightness and i got darkness too
I got the brightness with expectations and darkness with disappointment
I hate my self for being like this
I find it embarrassing too

Saturday, January 15, 2011

(2006, August) For some reason, love is hard

Memperdulikan masa lalu terkadang bukan hal yang bijak. Kenangan, waktu, sosok, dan cerita yang belum terselesaikan terkadang menjadi kerikil dijalan hari ini.

Ketika kita sendiri mengenang semuanya dan berusaha menyelesaikannya dan berdiri hanya dengan dua kaki, bukankah cerita seperti itu tidak bisa diselesaikan? berbicara sesuai dengan kebiasaan terkadang sulit dilakoni, bukannya masalah ini tidak pernah terjadi secara nyata?

Ada satu hal yang sebenarnya disesali. Persahabatan bukannya akan terus berlanjut sampai kita menjadi tua? Kenapa untuk kasus kita semuanya tidak berlaku?

Waktu tiga tahun bukanlah singkat, memikirkan tentang kebenaran dan apa yang harus dibuktikan terlalu lama. Padahal di sisi lain, pihak itu tidak pernah mengetahui hal apa yang sebenarnya terjadi. Dengan dirinya, aku, dan semua dia dia yang lainnya.

Mana ada hal yang mudah ketika menyadari mencintai dengan cara yang berbeda, klasik, dan riskan. Kita harus berbicara, kita harus menyadarkan bahwa sebenarnya antara kita memang terjadi.

Andai saja Agustus 2006 tidak pernah datang, mungkin aku tidak pernah menjadi seperti ini sekarang. Dia, bukan orang yang diharapkan banyak orang untuk mejadi teman. Tidak suka olahraga, tidak suka berkeringat, tidak suka kotor. Basket, sepak bola, lari. Mana ada hal seperti itu yang bisa kamu lakukan? Ahhh... tapi bukannya teman tidak pernah dilihat berdasarkan sepandai apa dia dalam olahraga.

Selama ini aku sibuk merubah penilaian orang tentangmu. Walau pada akhirnya aku yang membentuk penilaian negatif kepadamu. Maaf. Bersosialisasi pada umur 16 tahun itu tidak mudah teman. Kamu harus tau hal apa yang membuat orang senang dan hal apa yang membuat orang tidak menyukaimu. Pacar-pacarmu, lebih tepatnya mantan. Bagaimana cara mereka dicampakkan ternyata mempengaruhi mereka untuk menilaimu. Sekarang aku menyesal kenapa aku tidak mengikuti cara mereka berpikir tentangmu.

Dulu, kita sering tidak berteguran atas masalah yang tak jelas. Ahh.. Sejak kapan sahabat melakukan hal seperti itu. Tau tidak?? Aku benci ketika kau selalu mengkritik orang yang aku sukai!! Selalu ada saja salah mereka, mereka bisa berolahraga dengan baik, pintar, dan yang terpenting mereka tidak playboy!! Tapi dengan satu pandangan mata mencemooh, aku berbalik dan mengikuti jalan pikiranmu. Sekarang aku menyesal dahulu terus memperhatikan matamu ketika menilai mereka yang aku suka.

Ayahku adalah sosok laki-laki walau jauh dari sempurna, tapi selalu aku anggap menjadi sempurna. Dia nilai batas ketika aku melihat seseorang yang memang dijadikan orang "lebih dari teman". Ayahku masih menganggap aku gadis kecilnya, yang dulu dia gendong dan membawanya mengelilingi teras hanya untuk meredakan tangisku. Menggandeng tanganku ketika aku berada diketinggian, memelukku ketika aku tidak bisa melihat cahaya. Dan untuk pertama kalinya dia menganggap aku gadis kecil yang mulai beranjak dewasa ketika kau datang kerumahku dan berlagak. Sekarang aku ingin mengembalikan waktu, dan merubah persepsi ayahku bahwa aku tetap gadis kecilnya dan belum pernah beranjak dewasa.

Setelah ini, ketika aku menjalani kehidupanku sendiri. Mengapa aku selalu bergantung dengan bagaimana kamu menilai seseorang, bagaimana kamu berpikir tentang masa depan, keluarga dan menilai diri sendiri. Kenapa selalu dibayangi masa lalu? Mengapa aku hanya memikirkan bagaimana jika aku melakukan ini, lalu kemudian bagaimana kamu menilaiku.

Kenapa selalu mengikutiku dengan caramu?

Seperti saat ini, ketika aku menyesal telah mencintai seseorang. Aku kembali kearahmu, menuju tempat yang aku anggap nyaman, tempat yang paling bisa menilai dengan benar. Masalahnya, hal lain terjadi saat ini. Hal apa yang membuatmu semarah ini dan tidak pernah perduli lagi dengan sahabatmu? Apa ada hal yang mengecewakanmu?
Asal kau tahu, aku tidak pernah berubah, tetap seperti dulu. Masih ingin melihat matamu ketika menilai orang lain, berpikir dengan caramu, dan tetap terus menyakinkan ayahku bahwa aku gadis kecilnya yang seiring waktu tetap harus menjadi dewasa.

Hal ini tidak pernah menyenangkan. Terus bertanya dan menunggu kemarahan mereda bukan hal yang mudah dilakukan ketika semuanya datang dan bertambah dewasa. Kenapa kita tidak pernah memulai berbicara seperti dulu, berbicara tentang apa saja.

Andai saja Agustus tahun 2006 tidak pernah datang.....

 
Designed by Lena Graphics by Elie Lash