Saturday, January 10, 2009

Yang Lama Yang Tak Terlupakan

Persahabatan Yang Indah, Persahabatan Untuk Dikenang





Mungkin cerita ini hanya memang untuk dikenang
, tapi mengungkapnya kembali bisa membuat siapa saja yang terlibat dalam kenangan indah itu akan tersenyum dan akan memandang kedepan dengan semua keoptimisan karena mengingat dahulu pernah mendapatkan sesuatu yang terbaik didalam sebuah persahabatan.

Ini entri pertama yang aku tulis, blog pertama yang kubuat untuk mengingat kembali bahwa aku mempunyai sahabat dan aku gak hidup sendiri.




--------------3 years ago-----------------



*Alur cerita dikisahkan dimulai pada saat aku menginjakkan kaki untuk pertama kali dikelas itu*

Pertama kali masuk ke kelas yang rada nyempil dan jauh dari segala bentuk keramaian dan segala bentuk interaksi sosial lainnya *Kelas XI sosial 3*, berasa pengen balik ke kelas X5 lagi.

Melihat jauh kedalamnya lagi, melihat para makhluk yang ada di dalamnya, *ohhh... My God* bentuk cobaan apa lagi ini??? Semuanya hiruk-pikuk dengan semua kehebohannya sendiri mengagumi diri telah berhasil masuk jurusan Sosial
*ku pikir cuman beberapa orang sii yang berpikiran seperti itu, yang sisanya tertunduk lesu menemui kenyataan bahwa ternyata harus menginjakkan kakinya dikelas yang papan diatas pintu masuk bertuliskan "sosial 3" dan kembali berkutat dengan semua hal yang mesti dihapal dan terus berkembang sehingga berita yang panas sehari sebelumnya esok paginya kembali terlupakan*

DAMN meee...!!!
Tempat duduk strategis, yang udah aku incer dari awal berstatus "UDAH ADA YANG PUNYA".
Okeyyy... duduk dibelakang *yang pasti jadi inceran para guru karena pastinya akan dicurigai tempat anak-anak yang suka nyontek*

Sebenernya salah ku sendiri si, siapa suruh bangun kesiangan trus minta antar lewat pasar Banjarbaru yang kalo pagi udah berasa kayak dijakarta macetnya. Niatnya si pengen motong jalan, tapi malah bakal motong leher!!! Sekedar pemberitahuan, SMANSA Banjarbaru itu sekolah yang kayakna disiplin, semuanya diatur dengan semua peraturan sepihak, mirip peraturan zaman orde lama ama orde lama dulu, bahkan lebih parah dari itu!! *lebayy sii*
Itu aturan kayak mata pisau pula *Tajam kebawah, siap meghujam kami siswa-siswi yang hanya bisa menghujat dibelakang dan membiarkan 'para atasan-atasan' kami berlenggang kangkung*
Dan sekali lagi peraturan itu dibuat untuk dilanggar!! hahaha... pengkhianatan terhadap almamater nih kayaknya... maaphh

--kembali kesuasana kelas-- Ku akhirnya memilih tempat duduk dipojok kanan, ketiga dari belakang, satu jalur dengan meja guru dan disebelah jendela. Lumayanlah, kalo mata lagi sepet, bisa lihat-lihat pemandangan diluar jendela. Waktu itu aku mengajak Nurul untuk menjadi teman dudukku. Berhubung anak-anak X5 hanya ada 5 biji yang masuk ke kelas XI sosial 3 termasuk aku waktu itu, aku lebih prefer Nurul buat jadi temen duduk, masih males buat beradaptasi dengan makhluk aisng lainnya dari kelas lain sebelumnya.

---upacara bendera hari senin,, like ussual---

Setelah berpanasan ria di tengah lapangan SMANSA yang notabanenya berada di pulau kalimantan yang puanas abissssss..... kami bubar secara brutal, karena memang kurang bersahabat dengan lapangan itu disiang hari dengan cahaya terik matahari pulau kalimantannya.

Aku langsung berniat langsung menjajah tempat duduk baruku waktu itu, tapi sekali lagi terhalang dengan keributan dikelas itu *dan kemudian akan ada keributan yang terjadi dikelas itu, dan aku rindukan saat ini*. Okeyy... seorang gadis berjilbab, tinggi kurus, dan panikan *dengan hebohnya mengangkut barang-barangnya entah dibawa darimana dan sibuk mencari tempat duduk sambil sibuk ngemeng-ngemeng ketidakterimaannya akan sesuatu. Makin kesininya saat itu aku baru sadar kalau dia menyampaikan ketidakterimaannya telah dimasukkan secara paksa ke jurusan Ilmu alam tanpa sepertujuannya terlebih dahulu.

*Astaganaga.... Ada yah orang yang menangis-nangis dimasukin kejurusan elit itu!!!*

Tinggalkan kehebohan gadis berjilabab yang pada akhirnya sekarang ini menjadi salah satu sahabat terbaikku...

Dan satu lagi kehebohan yang terjadi,,
Ibu Budi menjadi wali kelas kami. Awalnya si aku nyantai aja, rada bingung juga melihat yang lain pada grasah grusuh ketika tau Ibu Budi yang jadi induk semang kami untuk satu tahun kedepan nanti. Dan pada akhirnya lagi aku tahu kenapa banyak dari mereka yang grasah-grusuh gak karuan.
hehehe

--story to be continued--

Banyak cerita yang didapat pada setengah tahun pertama dikelas itu. Rasa mixfruits lah, kayak gado-gado, kayak rujak tepatnya.
Mulai dari yang suka-sukaan (hal yang sangat lazim terjadi diseluruh sekolah di didunia, kecuali sekolah yang makhluk didalamnya sejenis *baru itu gak wajar kalau ada suka-sukaan*), berantem, persahabatan, dominasi kelas, persaingan otak, kemalasan anak-anaknya yang sangat menggambarkan bahwa "We never did it at home" hahahaha....
Tapi makin hari kami makin punya rasa solidaritas yang gede, rasa memiliki sebagai temen yang kuat. Sampe-sampe rada pada sadis, kayak suku barbar kalo lagipada membela nama baik kelas *hahaha*.. terutama kalau lagi ada perlombaan waktu classmeet.

--Studytour progress--

Hal yang paling ditunggu makhluk penghuni SMANSA dan yang paling ngebingungin akhirnya hampir tiba, semuanya dipersiapkan jauh-jauh hari, mulai dari permasalahan akomodasi, tugas yang harus kami selesaikan dari hasil studytour tersebut, dan yang paling penting persiapan mental guru-guru pendamping yang bakal ngedampingin separuh dari murinya mempunyai sifat layaknya suku barbar. Dan kami pun juga harus mempersiapkan mental didampingin orang-orang yang kadang tak mempunyai rasa kesiswaan dan kesiswian, dan mental bagaimana merayu orangtua buat ngasih duit buat bayar biaya studytour dan duit lebih buat menopang keinginan untuk belanja.

Permasalahan pembiayaan itulah yang menjadi masalah sebenarnya. Walau SMANSA seperti dikukuhkan sebagai sekolah gedongan, tapi jangan pernah memukul rata semuanya...!!!!
Subsidi silang, dan pembiayaan secara pribadi diusahakan dilakukan.

*Karena itu aku makin menyadari akau berada disekeliling orang-orang yang tepat, walau sedikit seperti suku barbar (akhirnya aku juga bertingkah sedikitnya seperti suku barbar, tapi sedikit aja lohhh),, dan aku makin menyadari itulah arti sebenarnya seorang sahabat, dikeseharian sepertinya tak perduli, tapi ada jika memang dibutuhkan*

Setelah semua permasalahan tetek bengek studytour, kami dengan perasaan plongg menuju surabaya yang kemudian langsung menuju Bromo.

Rute study tour :
Banjarmasin-> Surabaya-> Tengger-> Surabaya-> Jogjakarta-> Malang-> Surabaya-> Banjarmasin

*sayangnya gak ada sisa-sisa bukti benda konkrit dari studytour itu, hummm... foto-fotonya entah kemana perginya*


--Pekan Kreatifitas Siswa (PKS) progress--

Satu-satunya kegiatan yang bisa mengangkat nama baik kelas-kelas yang ada di SMANSA yah melalui jalan ini, selain jalan-jalan lurus dan berkelok lainnya sih. Berhubung tidak bisa mengharumkan nama kelas dengan jalan lurus yang salah satunya bisa menjadi kelas yang menghasilkan juara umum *pasti sangat tidak bisa, desi si juara umum udah menjadi hak milik anak-anak sosial 2*.

Lewat jalan berbelok yang brutal juga kayaknya sulit, secara gak ada yang mawu mengorbankan diri buat jadi bahan percobaan. *Iya si, siapa yang mawu tuh kalau poin pelanggaran nambah*

PKS itu punya sisi yang sangat bertolak belakang. Disisi satunya, kami mempunyai banyak waktu untuk lebih bersantai, banyak waktu untuk bersosialisasi, banyak waktu untuk berkarya dan membuat sesuatu yang luar biasa. Tapi disisi lainnya, kami harus bisa menyisihkan separuh dari uang jajan kami untuk membiayai kegiatan itu, Ya uang pribadi!! dirogoh dari kantong masing-masing, gak ada tuh kata-katanya sekolah ngebantuin dananya, padahal nih yah bisa ditebak deh, kalo brankas sekolah tuh penuh!!! hehehe....

Untuk itu kami memutar otak, memeras otak, dan berusaha berpikir setinggi-tingginya. *Yah terpaksa melakukannya kayak gitu, habisnya banyak dari kami yang kalo gak berpikir keras gak ada hasilnya malahan ntar..hehehe*

Akhirnya kami pjunya jalan keluar yang brilian!!!!
SOSIAL 3 JUALAN!!!!!!

Hahaha,,,
Jadi pedagang dadakan nih disekolah, rada tengsin juga sih.
Tapi mottonya anak-anak sosial 3 itu "walau tengsin, tapi bila dilakukan secara bersama-sama, mari kita makin menjadi" hehehe

Jualan yang simple aja sih, jualan minuman melon serut gitu

Anak-anak sosial 3 lagi jualan


(ki-ka : Syaini, aida, frisca, prima)


(Rista n' Frisca)
yang menangani hal-hal seperti ini umatnya memang terbatas, kalau semua anak expose turun tangan, fatal akibatnya


okey.... lumayan laku sii,, walaupun kebanyakan dibeli dari kantong pribadi anak-anak Expose juga. Tapi yang pasti kami ada usaha buat itu.

Dana PKS akhirnya terpenuhi, berhubung aku jadi seksi konsumsi bareng Tari. Aku belum berhenti buat berpikir keras dengan duit yang minim bisa ngisi perut anak-anak expose yang pada maximum itu..

Huff.... beberapa hari PKS, akhirnya kami bisa juga memenuhi agenda bergengsi sekolah kami itu.

*perjuangan*


*Pajangan dari hasil karya anak-anak Expose plus hadiah-hadiah buat yang menang games yang expose adain*



*Stand Bahasa inggris bersama kami.. 'dian n' via'*



*duo tak mau kerja*



*lihat stand geografi kamii..!!!*



*stand komputer yang penjaganya rada aneh*



*stand bahasa indonesia*


Dan hasilnya gak sia-sia..
KAMI MENANG... *juara 1 pulaa*
hehehe

*sisa-sisa kemenangan*


*Gerbang Expose*


*bunga sakura ditanah smansa*


*larikan sakuranyaa...!!!*


Selanjutnya, dikisah kelas itu penuh suka dan duka.
Banyak hal yang sebenernya sudah diduga benar-benar terjadi *gila!anak expose banyak ahli nujumnya*
Dan banyak pula hal yang ternyata gak pernah terduga sebelumnya juga terjadi dikelas yang sangat rindang itu.

HUmm... Sebenernya cerita yang menonjol selama itu, kisah percintaan ala remajanya. CInta monyet antara para monyet-monyet *peace* hahahaah
Tapi ada benernya juga sih gak seru kalau kita masih pake baju putih abu-abu tapi gak pernah punya cerita-cerita 'putih abu-abu'.
Walau kadang nyakitin, dan kadang belum bisa diterima dengan pikiran dan kedewasaan anak-anak berumur 16 tahun pada waktu itu, tapi sepertinya masing-masing dari kami mengerti jika hal itu semuanya indah.




---------------2 years ago-----------------




Setelah setahun kami punya kelas nyempil, dan jauh dari peradaban. Di kelas 3, kami dapet kelas yang persis disebelahnya ada pusat peredaran anak-anak SMAN 1 *kantin*

Kelasnya masih tergolong sangat baru, karena baru selesai dibangun ketika kami baru jadi siswa baru disekolah itu, masih 2 tahunan umur tu kelas. Tapi!!!!! itu kelas udah kayak kelas yang dibangun waktu Belanda masih doyan berongkang-ongkang kaki di Indonesia. Temboknya penuh ukiran air hujan. Syukur ada kipas angin , kamera CCTV, dan speaker yang masih menandakan bahwa itu kelas ada di milenium ke 3, Tahun 2006. Berpaling dari itu, tetap sadarkan diri jika memang anda masih berada di tahun 2006, belum ada mesin waktu yang membawa anda balik ke seratus tahun yang lalu.



*expose istirahat*

Di tingkat ini, kami melanjutkan kisah yang memang sudah pernah terjadi di tingkat kelas sebelumnya. Makhluk dikelas itu masih sama, walau ada perubahan formasi, kukun dan nanda udah gak bareng kami lagi. Mereka milih buat pindah sekolah, bukan karena gak tahan sama kami-kami yang kayak suku bar-bar itu, tapi karena alasan-alasan lain yang beralasan *nahhh loohh*


*bersantaiii sehabis olahraga sore-sore*

Tekanan dari guru dan orang tua kayaknya makin kerasa, memang virus yang bernama UAN itu bikin orang-orang tiba-tiba gak bisa napas.
Yang bikin kewalahan itu jadwal kami ada disekolah drastis nambahnya. yang awalnya cuman dari jam 07.30 WITA sampai jam 14.00 WITA, waktu itu jadi dari jam 07.30 sampai jam 17.oo WITA, terkadang dengan entengnya induk-induk semang kami disekolah mulangin kami jam 6 sore. kayak satpam sekolahan aja kami udah, siap-siap ganti profesi tuh waktu itu, jaga-jaga kalau UAN gak lulus,, hehehe
Sama jam kerjanya PNS-PNS di pemko juga kami kalah, mereka yang notabanenya digajih aja pulang jam 4 sore, malah ada aja yang jahil pulang habis jam istirihat siang. Hahaha... mereka pikir mereka anak TK kali yah, mesti pulang jam segitu dan bobo siang habis itu.

Try out bertubi-tubi, test perguruan tinggi yang nambah nyesekin dada. Dan bikin nambah stres ketika tahu didepanlah jalan yang sebenarnya.

Waktu itu aku grasah-grusuh gak karuan memang. Kirim-kirimin syarat-syarat yang diminta para perguruan tinggi, browsing di internet kalau aja ada universitas yang bagus. Pokoknya satu kelas udah setengah gila. Mereka yang berpikiran untuk gak ngelanjutin pendidikan dan lebih memilih buat cari kerja juga gak kalah pusingnya. Kerja emang enak, udah bisa ngehasilin duit sendiri. Tapi yang nyebelin dari para perusahaan-perusahaan yang waktu itu ngebuka lowongan kerjanya. Salah satu syaratnya harus sudah ada pengalaman kerja sebelumnya. Nah.. kalau semuanya perusahaan netapin persyaratan yang sama, minimal ada pengalaman kerja setahun atau 2 tahun, nyari perusahaan yang bisa jadi tempat cari pengalaman kerja yang mana???

Ada satu hari kami dikasih kesempatan buat ngikutin PMDK di UNLAM, setau akau sih PMDK itu gak ada pake test segala, tapi PMDK UNLAM itu pengecualiannya, kami diminta datang ke kampus UNLAM banjarmasin buat ikut test tertulis dan kemudian beberapa hari kedepan ikut test kesehatan.

Damnn... soal-soal PMDK itu susah beuud euyy..
Pasrah banget seingetku waktu itu aku ngerjainnya, pakai logika aja. Dasarnya diinget sedikit-sedikit. Yah waktu itu sih aku kan ambil hukum dipilihan pertama, jadi maklumlah pakai pendekatan realita, perasaan, dan sedikit ilmu dasarnya... hahaha.. *gak tepat kayak gitu si*

Sewaktu pengumuman PMDK, alhamdullillah cara-cara pendekatanku membuahkan hasil. Akhirnya keterima juga di jurusan pilihan pertama. Yah,, seapes-apesnya UNLAM juga dapet lah, setelah 2 kali test di Brawijaya gak bisa lolos.. hehehe


--UAN coming...--

Momok yang menakutkan itu akhirnya datang juga. Hari pertama sudah ditandai ketidaknyamanan, Hujan deras gak mau berhenti pagi sebelum UAN itu turun. Yah memang gak ada yang bisa dilakukan selain ngambil jas hujan trus langsung ngebut ke sekolah. Tapi dengan santainya aku masih duduk di teras depan rumah dan menerawang hujan. Tapi akhirnya berhasil tersadar setelah teriakan cempreng mama.. *Miss you Mom*

3 hari berlalu, semuanya udah dilewatin, tinggal menuggu hasil kerja keras dan kerja rodi yang hampir menyerupai kerja paksa penjajah zaman Belanda dulu.

Sebenernya, kalau mau dibanding-bandingin, soal ujian UAS jauh lebih susah daripada soal ujian nasionalnya. Para induk semang kami rupanya belum bisa terima harus berpisah dengan anak-anak kesayangannya ini.



---------------Kerja rodi selesai----------------


Setelah semuanya berakhir, kerja keras yang membuat anak-anak expose makin gila akhirnya berhasil di lalui dengan sukses, kami berpikir kembali bagaimana caranya agar kami bisa membuat sebuah kenangan yang kelak bisa di lihat sewaktu-waktu jika kami merindukan saat kami masih memakai seragam putih abu-abu.

Untuk itu kami membuat sebuah konsep foto-foto kelas dengan tema MOS. Yah walau pada akhirnya album kenangan angkatan 2007 rada ancur lebur.



-------------- MOS abal-abal---------------



*angkat kaki grakk..!!!*



*bergaya dipintu*



*fiuuhhh... sebelum dijemurr*



*cherrsss....*



*kontes muka jelek..*



*cuapeee....*



*MOS abal-abal siap dilanjutkan*



*B4 bergaya*



*expose smileeeeeee....*



--------------LULUSAN---------------


HUff... Akhirnya penantian selama 3 tahun. Dan seluruh penyiksaan khas putih abu-abu ini berakhir juga.
Kami bisa melangkah bersama pada akhirnya, masuk bersama pada tahun 2004, dan juga bisa keluar bersama-sama pada tahun 2007.



*MOS bersama, lulus bersama*



*gadis-gadis berkebaya (tak tampak ke bar-barannya)*



*pria berjas (tak tampak ke bar-barannya)*


Fiuhh...
Sebenernya, kaki kami enggan pergi meninggalkan jejak-jejak kaki kami begitu saja disekolah itu. Walau begitu banyak cela yang bisa diungkapkan dari semuanya itu, tapi hal itulah yang sebenernya kami rindukan hari ini.

Hari ini kami memang melangkah masing-masing, sambil terus mengenang bahwa bagian dari kami pernah mendapatkan bagian yang terbaik kemaren. Dan ada sedikit penyesalan, bahwa banyak hal yang belum bisa tersampaikan oleh kata dan sikap untuk bagian dari kami.

Sebuah cerita memang tak ada yang sempurna, kisah kami begitu juga. Maaf memang ada yang tidak sempat terucapkan, rasa kehilangan pada akhirnya harus disimpan dalam-dalam, kenangan manis yang berubah menjadi pahit tetap harus dikecap, cinta yang tumbuh karena kebersamaan harus rela dicabut sampai keakar-akarnya.

Tapi yang terpenting, kami tetap saling memiliki.


Thanks for :
  • aida rosyida
  • akhmad rizali
  • arie setiawan
  • cecilia rosa mistika
  • daniel tansa trisna sinaga
  • dayadi
  • (dian ayu septyorini... it's me)
  • frisca margaret panjaitan
  • frisca sukma tiurnauli subianto
  • indah purnamasari radiyanti
  • intan wulandari
  • malisa rachmadia safitri
  • michael rama pirade
  • muhammad fahriza
  • nis purnama ningsih
  • noor ain
  • noor syainin chandra mahyudi
  • nurul rohmaniah
  • primarisadhini setyaningrum
  • revia safarina
  • ria sri wardhani
  • rista dwi anggawati
  • tri sagita fahliana
  • triyanti fuji lestari
  • wahyu almizan
  • wida eviana
  • yassir meida rahman
  • yessy kusuma ade putri

Terimaksih atas semua cerita yang pernah kalian berikan semuanya.
Aku hari ini, sebagian adalah aku yang terbentuk bersama kalian kemaren.
Aku memang merindukan dan ingin kembali pada masa itu, tapi mesin waktu tidak ada, dan kaki harus melangkah kedepan.
Terimakasih karena kini jika aku menoleh kebelakang, aku ternyata memiliki cerita yang indah bersama kalian, dan memiliki kalian hingga saat ini.
Walau terkadang cuek, tapi kita masing-masing tau kita masih saling peduli. Sama seperti yang kita lakukan dulu.




Miss you all
.....
 
Designed by Lena Graphics by Elie Lash